Rayakan Hari Santri, Pesantren Attaqwa Putra Gelar Khataman Al-Quran di Makam Al-Maghfurlah KH. Noer Ali
Ponpes Attaqwa Putra, Kabupaten Bekasi menyelenggarakan peringatan Hari Santri Nasional 2022 dengan cara menggelar khataman Al Quran dan Dzikir Akbar di area makam KH. Noer Ali, Pahlawan Nasional sekaligus Pendiri Yayasan Attaqwa berlokasi di kawasan Ponpes Attaqwa Putri pada Sabtu 22 Oktober 2022.
Peringatan dihadiri para pimpinan, dewan guru dan seluruh santri Ponpes Attaqwa Putra berhasil mengkhatamkan 50 kali Al-Quran. Prosesi dan Doa khataman dipimpin Ust. H. Abdul Fattah Khoir, S. Th.I dan KH. M. Adib Sholeh, Lc., Al-Hafidz. Pembacaan zikir dipandu Dr. KH. Iman Fadllurrahman, Lc., MA.
Dalam sambutan dan taushiyah, Pimpinan Ponpes Attaqwa Putra, KH. Husnul Amal Mas’ud, Lc, D.E.S.A, mengatakan peringatan Hari Santri Nasional yang telah ditetapkan pemerintah setiap tanggal 22 Oktober adalah momentum penting untuk dunia pesantren dengan para kyai, guru dan santri seluruh nusantara.
KH. Husnul menambahkan, bahwa setidaknya setiap momentum dengan latar belakang sejarah perjalanan bangsa ini mengharuskan kita untuk melakukan 3 M, yaitu Mengingat, Mengapresiasi dan Mengaktualisasi.
“Para santri harus ingat bahwa kemerdekaan bangsa ini diperjuangkan oleh jiwa dan raga para kyai dan santri. Berkat resolusi jihad Hadratussyeikh KH. Hasyim Asy’ari semangat para pejuang tanah air kembali berkobar dengan teriakan Allahu Akbar oleh Bung Tomo yang kemudian menjadi peristiwa heroik dan diperingati sebagai Hari Pahlawan setiap tanggal 10 Nopember,” papar lulusan kampus Maroko tersebut.
Lebih jauh, dirinya mengungkapkan, bahwa Bung Tomo yang pertama menyebut gelar kyai untuk Almaghfurlah KH. Noer Ali dalam pidato heroiknya disiarkan dari radio berlokasi di Surabaya. Sebab kultur budaya di masyarakat betawi hanya biasa menyebut tokoh agama dengan panggilan guru atau muallim saat itu.
Selain mengingat, sambung KH. Husnul Amal, bahwa peringatan Hari Santri di area makam adalah salah bentuk apresiasi tertinggi para santri bagi para pahlawan dan kyai serta guru-guru yang telah wafat.
“Di pusara almaghfurlah KH. Noer Ali dan guru-guru kita ini, selain meresapi langsung perjuangan mereka, kita juga menghadiah dengan khataman dan doa-doa terbaik untuk para almarhumin,” imbuhnya.
Pesan terakhir pimpinan pondok bahwa santri masa kini harus dapat Mengaktualisasikan kembali nilai keikhlasan, perjuangan dan pengorbanan para ulama serta santri yang gugur demi kemerdekaan bangsa.
“Tugas santri sekarang adalah belajar dan mengisi kapasitas diri dengan baik. Agar pada gilirannya para santri dapat mengisi medan perjuangan di era kemerdekaan sekarang dengan pembangunan dan ilmu pengetahuan untuk mewujudkan cita-cita luhur bangsa ini yang tercantum dalam sila kelima pancasila yakni Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” pungkasnya.
Sumber: Sekretariat Pondok Pesantren Attaqwa Putra