Ponpes Attaqwa Putra Gelar Workshop Kecerdasan Hati

Pondok Pesantren Attaqwa Putra menggelar workshop khusus untuk Dewan Guru Pesantren bertajuk “Mengabdi dengan Kecerdasan Hati”, Senin, 7 Agustus 2023, di Auditorium Utama KH. Noer Ali, Yayasan Attaqwa Ujungharapan Bekasi.

Workshop yang merupakan kegiatan berkala dalam rangka meningkatkan SDM para guru tersebut dipandu oleh Kepala Litbang Ponpes Attaqwa Putra, Ust. H. Al-Fathan, B.Sc., MITC., dan  diisi oleh Dr. (HC) Ubaydillah Anwar, CSC., CPT., seorang writer, trainer dan speaker pengembangan soft skills dan spiritualitas Islam berbasis kecerdasan hati (heart intelligence).

Narasumber yang sejak 2004 telah menjadi associate trainer, counselor dan juga speaker di perusahaan, lembaga internasional dan BUMN ini menyatakan bahwa Al-Quran dan para ulama Islam telah berbicara jauh lebih maju tentang kecerdasan hati dibanding dunia Barat.

“Kajian Barat baru sampai pada abad belakangan tentang pembahasan al-qalbu, yang dalam bahasa Arab bisa bermakna hati ataupun jantung, dan kaitannya dengan kesehatan manusia. Sementara Al-Ghazali, Ibn Athoillah As-Sakandary dan para ulama tasawuf lainnya sudah beberapa abad sebelumnya berbicara dan jauh lebih dalam membahas tentang hati dan kaitannya dengan semua aktifitas tubuh manusia, kesehatan fisik dan juga jiwa manusia,” ungkapnya.

Penulis puluhan artikel tentang kecerdasan hati ini juga mengatakan bahwa Al-Quran menggunakan idiom yang sangat variatif tatkala berbicara tentang hati. “Ada Qalbun, Fuad, Lubb dan istilah-istilah lainnya dalam Al-Quran yang semuanya memiliki makna yang berbeda dan spesifik namun sangat berkaitan dengan hati,” jelasnya.

Lebih lanjut dipaparkan bahwa untuk menjaga dan meningkatkan kecerdasan hati, ada beberapa hal yang harus dilakukan : Pertama, Apresiasi hati dengan menemukan hal-hal penting dan non material yang patut disyukuri.

Untuk menemukannya, narasumber yang juga santri Langitan ini  memberikan 4 kata kunci, yaitu menemukan purpose (tujuan), meaning (alasan spiritual), passion (kelebihan yang terus memanggil kita untuk melakukan pekerjaan dengan baik) dan problem (tantangan yang harus kita taklukkan).

“ Dengan menemukannya seluruh tubuh anda akan bergerak karena keterpanggilan dan pengabdian untuk selalu berbuat yang terbaik. Sebagaimana Almaghfurlah KH. Noer Ali mampu memberikan segalanya yang dimiliki untuk Attaqwa dan Indonesia, bahkan secara totalitas di atas kepentingan dirinya dan keluarganya,” ujar Dr. Ubaydillah memberikan contoh konkrit kepada guru-guru Attaqwa Putra.

Kedua, adalah melakukan gerakan hati dengan selalu berupaya berprestasi dan berkonstribusi secara terukur dan terstandar, melakukan reskilling dan upskilling dalam.”ilmu hal,” hingga kita akan mencapai kualitas “sustainable career” hidup tanpa pensiun, mengabdi sepanjang hayat.

Ketiga, kerendahan hati, yang dengannya kita mampu menghormati orang lain sambil melawan kesombongan diri. Juga siap membuka diri untuk berubah dan merespon perubahan dengan cara yang positif.

Dr. Ubaydillah menjelaskan efek kerendahan hati adalah kesehatan mental dan keadaan jiwa yang selalu positif. Jika energi positif selalu ada dalam diri, pikiran dan perbuatan maka dia akan menular pada orang lain dan menjadi bola salju yang terus akan menciptakan hal-hal positif lainnya yang luar biasa.

“Bahasa Al-Qurannya adalah Nur ‘ala Nur, cahaya di atas cahaya,” papar alumni gontor 1993 ini.

Sementara dalam kalimat pembuka  workshop, Pimpinan Pondok Pesantren Attaqwa Putra, KH. Husnul Amal Mas’ud, Lc., D.E.S.A., menjelaskan visi dan program-program pesantren ke depan yang membutuhkan kerja dan kontribusi positif semua sektor dan stake holder pesantren termasuk para guru.

“Semua khidmah kita untuk pondok Attaqwa ini, agar menjadi ibadah berawal dari hati dan niat pengabdian yang ikhlas,” tegas Kyai Alumni Mesir dan Maroko ini.

Kecerdasan hati dan dampaknya yang luar biasa ini telah disinyalir Nabi saw. Dalam hadits Muttafaq ‘Alaih :

أَلَا إِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ, وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ؛ أَلَا وَهِيَ القَلْبُ

“Sesungguhnya, di dalam badan ini terdapat sekerat daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh badan, dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh badan. Sesungguhnya, ia adalah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Sumber : Sekretariat Pondok Pesantren Attaqwa Putra

About the Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may also like these